LATAR BELAKANG SEJARAH KELAHIRAN IPPNU
Bermula dari perbincangan ringan yang dilakukan oleh beberapa remaja
putri yang tengah menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta,
tentang keputusan Muktamar NU ke 20 di Surakarta. Maka perlu adanya
organisasi pelajar di kalangan nandliyat.
Dalam keputusan ini
dikalangan NU, Mulimat, Fatayat NU, GP Ansor dan Banom NU lainnya untuk
membentuk tim resolusi IPNU putri pada Kongres I IPNU di Malang Jawa
Timur, selanjutnya disepakati dalam pertemuan tersebut bahwa peserta
putri yang akan hadir di kongres Malang di namakan IPNU putri.
Dalam suasana kongres ternyata keberadaan IPNU putri tampaknya masih
diperdebatkan secara alot. Semula direncanakan secara administratif
hanya menjadi departemen di dalam tubuh organisasi IPNU. Sementara hasil
negosiasi dengan pengurus PP IPNU telah membentuk semacam kesan
eksklusivitas IPNU hanya untuk pelajar putra. Melihat hasil tersebut
maka pada hari kedua kongres, peserta putri yang hanya diwakili lima
daerah (Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang dan Kediri) terus
melakukan konsultasi dengan dua jajaran di pengurus badan otonom NU yang
menangani pembinaan organisasi pelajar yaitu PB Ma’arif, (saat itu
dipimpin bapak KH Syukri Ghazali) dan ketua PP Muslimat NU (Mahmudah
Mawardi). Maka dari pembicaraan selama beberapa hari, telah membuat
keputusan sbb:
Membentuk organisasi IPNU Putri secara organisatoris dan administratif terpisah dengan IPNU.
Tanggal 02 Maret 1955M / 08 Rajab 1374 H dideklarasikan sebagai hari kelahiran IPNU Putri.
Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan cabang
selanjutnya ditetapkan sebagai ketua yaitu Umroh Mahfudhoh dan
sekretarisnya bernama Syamsiyah Muthalib.
PP IPNU Putri berkedudukan di Surakarta Jawa Tengah.
Memberitahukan dan memohon pengesahan resolusi pendirian IPNU putri
kepada PB Ma’arif NU, kemudian PB Ma’arif NU menyetujui dengan merubah
nama IPNU putri menjadi IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama)
PERJALANAN IPPNU DARI MASA KE MASA
Sejalan dengan adanya pelaksanaan Kongres dari beberapa zaman
(kemerdekaan, orla, orba, era reformasi) tentu mengalami berbagai
peristiwa yang sangat menonjol dalam suatu keputusan Kongres, dan dalam
perjalanan IPNU dari masa ke masa antara lain :
Bulan Februari 1956 diadakan konferensi IPPNU di Surakarta.
Tanggal 01-04 Januari 1957 pada Muktamar IPNU di Pekalongan IPPNU ikut serta.
Acara itu diisi olahraga dan jugs menghasilkan lambang IPNU-IPPNU.
Tanggal 14-17 Maret 1960 diadakan Konbes I di Yogyakarta, membicarakan
tentang keorganisasian, kemahasiswaan, pendidikan Islam serta. bahasa
Arab.
Tahun 1964 dilaksanakan Konbes III bersama IPNU di Pekalongan,
dengan menghasilkan, Doktrin Pekalongan serta mengusulkan agar KH.
Hasyim Asyari sebagai pahlawan.
Tanggal 30 Agustus 1966 dalam Kongres di Surabaya IPNU dan IPPNU memohon pada PB NU untuk menerimanya sebagai badan otonom.
Tahun 1967 pada Muktamar NU di Bandung, resmilah IPPNU dimasukkan dalam PD/PRT NU sebagai badan otonom sampai sekarang.
Pada perkembangan berikutnya nampak pemerintah juga tidak ingin
mengambil resiko membiarkan dunia akademik terkontaminasi dengan unsur
politik manapun, sehingga diberlakukan UU No. 8 tahun 1985 tentang
keormasan khusus untuk organisasi ekstra pelajar adalah OSIS. Selama itu
IPPNU mengalami stagnasi pengkaderan dan PP didominasi para aktivis
yang usianya sudah melebihi batas. Maka pada kongres IX IPPNU di Jombang
tahun 1987, secara singkat telah mempersiapkan perubahan asas
organisasi dan IPPNU yang kepanjangannya Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul
‘Ulama telah berubah menjadi Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama.
Bulan Oktober 1990 pada Konbes IPPNU di Lampung, menghasilkan citra diri dan pemantapan PPOA IPPNU.
Pada Kongres X IPPNU tahun 1991 di Ponpes Al Wahdah Lasem Jawa, telah
menguatkan independensi IPNU dan IPPNU yang merupakan organisasi
terpisah.
Tanggal 10-14 Juli 1996 di Pesantren Al Musyaddidah Garut
Jawa Barat mengadakan Kongres XI IPPNU, yang menekankan usia kepemudaan
di tubuh IPNU supaya sejajar dengan organisasi pemuda lainnya.
Konbes bulan September 1998 di Jakarta, menghasilkan rekomendasi yang
sangat menonjol di era reformasi yaitu bahwa IPPNU menyambut baik
pendirian PKB yang tidak menggunakan nama NU.
Tanggal 22-25 Maret
2000, pelaksanaan kongres XII IPPNU di Ujung Pandang (Makassar), telah
mendeklarasikan bahwa IPPNU akan dikembalikan ke basis kepelajaran dan
wacana gender.
Tanggal 18-23 Juni 2003 kongres XIII IPPNU di asrama
haji Sukolilo Surabaya mengembalikan IPPNU kepada Ikatan Pelajar Putri
Nahdlatul Ulama.
AQIDAH, AZAS, FUNGSI DAN TUJUAN IPPNU
Aqidah
IPPNU beraqidah Islam menurut faham Ahlusunnah Wal Jama’ah dan
mengikuti salah satu madzhab yaitu : Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan
Hambali. (Peraturan Dasar IPPNU BAB II pasal 4)
Asas
IPPNU
berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hidmad Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Indonesia, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (Peraturan Dasar
IPPNU BAB II pasal 5)
Fungsi
Di antara fungsi IPPNU adalah :
Wadah berhimpun pelajar putri Nahdlatul Ulama’ untuk melanjutkan nilai-nilai dan cita-cita perjuangan NU.
Wadah komunikasi, interaksi dan integrasi pelajar putri Nahdlatul Ulama
untuk menggalang Ukhuwah Islamiyah dan mengembangkan syiar Islam
Ahlussunnah wal Jama’ah.
Wadah kaderisasi pelajar putri Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader-kader bangsa.
Tujuan
Tujuan organisasi IPPNU adalah kesempurnaan kepribadian bagi pelajar
putri Indonesia sehingga akan terbentuk pelajar putri Indonesia yang
bertaqwa, berilmu, berakhlaqul mulia dan berwawasan berkebangsaan serta
bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syari’at Islam menurut
faham Ahlusunnah wal Jama’ah. (Peraturan Dasar IPPNU BAB V pasal 9)
LAMBANG ORGANISASI DAN ARTINYA
Bentuk segitiga : Imam, Islam dan Ikhsan..
a. Warna dasar hijau : subur.
b. Garis warna kuning : khikmah yang tinggi / kejayaan.
c. Garis Putih : kesucian, kejernihan serta kebersihan.
d. Dua garis tepi mengapit warna kuning : dua kalimat syahadat.
Sembilan bintang : keluarga Nahdlatul ‘Ulama, yang diartikan,
Satu bintang besar paling atas : Nabi Muhammad SAW
Empat bintang sebelah kanan : empat sahabat Nabi (Abu Bakar as, Umar
Ibn Khatab as, Usman Ibn Affan as dan Ali Ibn Abi Thalib as).
Empat bintang sebelah kiri : empat madzhab yang diikuti (Maliki, Hanafi, Syafi’I dan Hambali)
Dua Kitab : Al Qur’an dan Al Hadits.
Dua bulu bersilang : aktif menulis dan membaca untuk menambah wacana berfikir.
Dua bunga melati : perempuan yang dengan kebersihan pikiran dan
kesucian hatinya memadukan dua unsure ilmu pengetahuan umum dan agama.
Lima titik di antara tulisan I.P.P.N.U. : rukun Islam
HUBUNGAN IPPNU DENGAN ORMAS LAIN
Kaitan IPPNU dan NU, bahwa IPPNU secara organisatoris merupakan badan
otonom NU yang resmi tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga NU pasal 27
poin 6 bagian f, hasil muktamar NU Lirboyo Jawa Timur yang mana bahwa
IPPNU mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan badan otonom yang
lain.
Hubungan IPPNU dengan IPNU, bahwa IPNU merupakan mitra kerja
IPPNU, sedangkan hubungan IPPNU dengan ormas lain, bahwa IPPNU dengan
IPNU dengan ormas lain yang tergabung dalam satu wadah pembinaan dan
pengembangan generasi muda (KNPI).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar