SEJARAH LAHIRNYA IPNU
Posted on 15 Juni 2010 by ipnuippnuergamor25
I. Sejarah lahirnya IPNU
Berawal dari ide para putra Nahdlatul Ulama, yakni pelajar dan santri
pondok pesantren untuk mendirikan suatu kelompok atau perkumpulan .
• Pada tahun 1939 lahir PERSANO (Persatoean Santri Nahdlatoel Oelama).
• Pada tahun 1947 Lahir IMNU (Ikatan Murid Nahdlatul Ulama) di Malang.
• Pada tahun 1950 berdiri IMNU (Ikatan Mubaligh Nahdlatul Ulama di Semarang.
• PARPENO (Persatoean Pelajar Nahdlatoel Oelama) di Kediri.
• Di Bangil berdiri Ikatan Pelajar Islam Nahdlatul Ulama.
Namun organisasi-organisasi yang telah berdiri di atas masih berjuang
sendiri-sendiri dan tidak mengenal di antara satu sama lain.
Bertitik tolak dari kenyataan tersebut, maka Almarhum Tholcha Mansyur
(Malang), Sofyan Cholil (Jombang), H. Mustamal (Solo) bermusyawarah
untuk mempersatukan organisasi-organisasi tersebut dalam satu wadah,
satu nama dan satu faham dengan nama IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul
Ulama) saat berlangsung kongres LP Ma’arif di Semarang pada tanggal 24
Februari 1954/20 Jumadil akhir 1373 Hijriyah.
Pada kongres ke VI
di Surabaya IPNU menjadi badan otonom NU (Nahdlatul Ulama). Sehingga
IPNU Berhak mengatur rumah tangganya sendiri baik ke luar maupun ke
dalam, tidak lagi tergantung kepada kebijakan LP Ma’arif.
Pada
perkembangan selanjutnya IPNU berubah nama menjadi Ikatan Putra
Nahdlatul Ulama saat kongres ke X di Jombang disebabkan organisasi
pelajar yang diakui pemerintah hanya OSIS sebagai organisasi intra
sekolah dan Pramuka sebagai organisasi ekstra sekolah. Sehingga ladang
garap IPNU tidak hanya pelajar dan santri saja, tetapi juga pemuda,
remaja dan mahasiswa.
Di dalam kongres XIV tanggal 18 – 24 Juni
2003 di Surabaya IPNU sepakat untuk kembali ke habitatnya semula dengan
berganti nama menjadi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dengan orientasi
pelajar, santri dan mahasiswa.
Lahirnya Ikatan Pelajar Nahdlatul
Ulama dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan wadah pengkaderan bagi
generasi muda NU yang bersumber dari kalangan pesantren dan pendidikan
umum, yang diharapkan dapat berkiprah di berbagai bidang, baik politik
(kebangsaan), birokrasi, maupun bidang-bidang profesi lainnya. Pada
awalnya embrio organisasi ini adalah berbagai organisasi atau asosiasi
pelajar dan santri NU yang masih bersifat lokal dan parsial.
II. Tujuan Organisasi
Terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah swt., berilmu,
berakhlaq mulia, dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas
tegaknya syariat Islam menurut faham Ahlussunnah wal Jama’ah yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Di bidang pendidikan IPNU mempunyai tujuan:
• Untuk memelihara rasa persatuan dan kekeluargaan di antara pelajar umum, santri dan mahasiswa.
• Membina dan meningkatkan pendidikan dan kebudayaan Islam.
• Meningkatkan harkat masyarakat Indonesia yang berasusila dan mengabdi kepada agama, bangsa dan negara.
III. Trilogi IPNU
Konsep dasar perjuangan IPNU di masyarakat pelajar
Belajar – Berjuang – Bertaqwa
IV. Lambang Organisasi
Gambar Logo IPNU
Makna Logo
Warna dasar hijau tua: Subur
Bentuk bulatan: Kontinyu (berkesinam-bungan)
Lingkaran dasar putih Lingkaran tengah kuning: Hikmah dan cita-cita tinggi
Huruf IPNU putih: Suci
3 titik di antara singkatan IPNU: Islam, Iman, Ihsan
6 garis strip (kanan 3 dan kiri 3) putih: Suci
9 bintang kuning: Lambang NU
2 kitab putih: Al-Qur’an dan Al-Hadits
2 bulu angsa bersilang putih: Menuntut ilmu agama dan ilmu umum
5 sudut bintang: Rukun Islam
V. Citra Diri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
Citra diri IPNU & IPPNU dilandasi oleh pokok-pokok pikiran bahwa
manusia bertanggung jawab melaksanakan misi khalifah, yaitu memelihara,
mengatur, dan memakmurkan bumi.
Makna dan fungsi manusia sebagai
khalifah memiliki dua dimensi, yaitu dimensi sosial (horizontal) dan
dimensi ilahiah (vertikal)
1. Sosial bermakna mengenal alam, memikirkannya, dan memanfaatkan alam demi kebaikan dan ketinggian derajat manusia sendiri.
2. Ilahiah yaitu mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di hadapan Allah SWT.
Secara sosiologis manusia merupakan suatu komunitas yang memiliki
nila-nilai kemanusiaan (moral, nilai sosial dan nilai keilmuan)
VI. Kondisi IPNU Sebelum Khitthah NU
IPNU telah melangkah menuju kemajuan dan kiprahnya telah diakui
masyarakat. Namun pada perkembangannya tidak dapat mencapai puncak
programnya, karena NU sebagai organisasi induknya pada saat itu masih
terbawa arus politik sehingga ummat tidak menjadi perhatian utama.
VII. Kondisi IPNU Pasca Khitthah NU
Perkembangan pasca khittah NU dan Kongres Jombang sangat
menggembi-rakan karena khittah mampu mencipatkan iklim yang kondusif
bagi pengem-bangan organisasi.
Namun IPNU menyadari bahwa
sumbangannya sendiri dan masyarakat luas belum banyak. Dan generasi muda
sebagai tenaga potensial pembangunan nasional membutuhkan pembinaan,
maka IPNU memandang mendesak adanya konsep Citra Diri IPNU dalam rangka
meningkatkan keperansertaannya dalam pembangunan bangsa.
VIII. Hakikat IPNU
IPNU adalah wadah perjuangan pelajar NU untuk mensosialisasikan
komitmen, nilai-nilai kebangsaan, keislaman, keilmuan, kekaderan, dan
keterpelajaran dalam upaya penggalian dan pembinaan potensi sumberdaya
anggota yang senantiasa mengamalkan kerja nyata demi tegaknya ajaran
Islam Ahlussunnah wal Jamah dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
IX. Orientasi IPNU
Orientasi IPNU berpijak pada kesemestaaan organisasi dan anggotanya
untuk senantiasa menempatkan pergerakan pada zona keterpelajaran dengan
kaidah belajar, berjuang dan bertaqwa yang bercorak dasar dengan wawasan
kebangsaan, keislaman, keilmuan, kekaderan, dan keterpelajaran.
1. Wawasan Kebangsaan, adalah wawasan yang dijiwai oleh asas kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan, yang mengakui kebhinnekaan
sosial budaya, yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, hakikat
dan martabat manusia, yang memiliki komitmen dan kepedulian terhadap
nasib bangsa dan negara berlandaskan prinsip keadilan, persamaan, dan
demokrasi.
2. Wawasan Keislaman, adalah wawasan yang menempatkan
ajaran agama Islam sebagai sumber motivasi dan inspirasi dalam
memberikan makna dan arah pembangunan manusia, sehingga IPNU dalam
bermasyarakat bersikap:
• Tawasuth dan I’tidal yakni menjunjung
tinggi prinsip keadilan dan kejujuran, bersikap membangun dan
menghindari tindakan dan kehendak dengan menggunakan kekuasaan dan
kedhaliman,
• Tasamuh yaitu toleran terhadap perbedaan pendapat
• Tawazun yaitu seimbang dalam menjalin hubungan antara manusia dan Tuhannya, serta manusia dan lingkungannya.
• Amar Ma’ruf Nahi Mungkar yaitu memiliki kecenderungan untuk
melaksanakan usaha perbaikan, serta mencegah kerusakan harkat manusia
dan kerusakan lingkungan, mandiri, bebas, terbuka, dan bertanggung
jawab, bersikap dan bertindak.
3. Wawasan Keilmuan, adalah wawasan
yang menempatkan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk mengembangkan
kecerdasan anggota dan kader.
4. Wawasan Kekaderan, Wawasan yang
menempatkan organisasi sebagai wadah untuk membina anggota agar menjadi
kader-kader yang memiliki komitmen terhadap ideologi, cita-cita
perjuangan organisasi, bertanggung jawab dalam mengembangkan dan
membentengi organisasi. Membentuk pribadi yang menghayati dan
mengamalkan ajaran islam ala Ahlussunah Wal Jama’ah, memiliki komitmen
terhadap ilmu pengetahuian serta memiliki kemampuan teknis mengembangkan
organisasai kepemimpinan, kemandirian dan kepopuleran.
5. Wawasan
Keterpelajaran, adalah wawasan yang menempatkan organisasi dan anggota
pada pementapan diri sebagai centre of excellence pemberdayaan sumbrer
daya terdidik yang berilmu, berkeahlian dan visioner, memiliki strategi
dan operasionalisasi yang berpihak kepada kebenaran, kejujuran serta
amar ma’ruf nahi mungkar.
X. Posisi IPNU
a. Posisi Intern
IPNU sebagai perangkat dan badan otonom NU secara kelembagaan memiliki
kedudukan yang sama dan sederajat dengan badan-badan otonom lain yaitu
memiliki tugas utama melaksanakan kebijakan NU.
b. Posisi Ekstern
IPNU adalah bagian dari generasi muda Indonesia yang bertanggung jawab
terhadap kelangsungan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia dan
merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya dan cita-cita perjuanagan
Nahdlatul Ulama serta cita-cita bangsa Indonesia.
c. Fungsi
IPNU berfungsi sebagai:
• Wadah berhimpun pelejar NU untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai Nahdliyah
• Wadah komunikasi pelajar NU untuk menggalang Ukhuwah Islamiyah dan mengembangkan syari’at Islam.
• Wadah kaderisasi pelajar NU untuk mempersiapkan kader-kader bangsa.
• Wadah aktualisasi pelajar NU dalam pelaksanaan dan pengembangan Syariat Islam
XI. Visi IPNU
Visi IPNU adalah terbentuknya putra putra bangsa yang bertaqwa kepada
Allah SWT, berilmu, berakhlaq mulia dan berwawasan kebangsaan serta
bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya Syariat Islam menurut
faham Ahlussunnah wal Jama’ah yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945.
XII. Misi IPNU
1. Menghimpun dan membina pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah organisasi IPNU
2. Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa
3. Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan
program perjuangan sesuai dengan perkembangan masyarakat (maslahah
Al-Amah), guna terwujudnya Khaira Ummah
4. Mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasama program dengan pihak lain selama tidak merugikan organisasi
XIII. Struktur Organisasi IPNU
1. Pimpinan tertinggi IPNU di ibu kota Negara disebut Pimpinan Pusat IPNU (PP IPNU)
2. Pimpinan IPNU di provinsi disebut Pimpinan Wilayah IPNU (PW IPNU)
3. Pimpinan IPNU di kabupaten/kota disebut Pimpinan Cabang IPNU (PC IPNU)
4. Pimpinan IPNU di kecamatan disebut Pimpinan Anak Cabang IPNU (PAC IPNU)
5. Pimpinan IPNU di desa/kelurahan disebut Pimpinan Ranting IPNU (PR IPNU)
6. Pimpinan IPNU di Lembaga Pendidikan perguruan tinggi, pondok
pesantren, SLTP/MTs, SLTA/MA dan yang sederajat disebut Pimpinan
Komisariat IPNU (PK IPNU)
XIV. Alumni IPNU yang Menjadi “Orang Besar”
IPNU sebagai salah satu organisasi pelajar yang berskala nasional telah
menumbuhkan berbagai tokoh-tokoh yang mempunyai peran penting dalam
kemajuan Bangsa Indonesia, khususnya ummat Islam. Tokoh-tokoh tersebut
antara lain:
1. Bapak KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
• Mantan ketua IPNU Komisariat PP Tambakberas Jombang
• Mantan Presiden RI
• Ketua Dewan Syuro PKB
2. Bapak Prof. Dr. KH. M. Tolhah Hasan (Singosari)
• Duduk sebagai Ketua cabang IPNU Malang ketika masih di bangku SLTP
• Mantan Menteri Agama (Kabinet Indonesia Bersatu-Era Gus Dur)
• Pernah menghadap Bupati Malang dengan hanya memakai celana pendek (seragam SLTP pada waktu itu)
3. Bapak Dr. KH. A. Hasyim Muzadi (Malang)
• Mantan Ketua Cabang Tuban
• Ketua Pengurus Besar NU sekarang di Jakarta
• Sekjen ICIS (International Conference of Islamic Scholars – Forum silaturahmi ulama & cendekiawan Islam sedunia)
4. Bapak Hamzah Haz
• Mantan ketua Pengurus Cabang NU Kutai
• Mantan Wakil Presiden RI
• Ketua Umum DPP PPP
5. Ida Fauziah
• Anggota DPR RI – sekarang
• Ketua PPKB pusat – sekarang
6. Khofifah Indar Parawansa
• Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan
• Ketua PP Muslimat NU – sekarang
• Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh lainnya.
I. Khatimah
Dengan berbagai pemaparan di atas, maka diharapkan generasi-generasi
penerus IPNU & IPPNU dapat memahami organisasi IPNU & IPPNU
sampai dengan permasalahan yang sekecil-kecilnya. Dengan pemahaman dan
keteladanan dari tokoh-tokoh pendahulu IPNU & IPPNU, kita dapat
menjadi penerus perjuangan yang benar-benar berjuang mewujudkan kejayaan
ummat Islam, khususnya warga Nahdliyin Semua itu untuk mencapai satu
tujuan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT sebagaimana motto
IPNU & IPPNU “belajar, berjuang, dan bertaqwa”.
Cita-cita Kita:
“Terwujudnya pelajar-pelajar yang bertaqwa kepada Allah SWT,berilmu,
inovatif, dan kreatif serta berguna dengan berdasarkan syariat Islam”
Hadi Prayitno
Jumat, 24 April 2015
SEJARAH IPPNU - Ikatan Pelajar Putri Nahdlotul Ulama
LATAR BELAKANG SEJARAH KELAHIRAN IPPNU
Bermula dari perbincangan ringan yang dilakukan oleh beberapa remaja putri yang tengah menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta, tentang keputusan Muktamar NU ke 20 di Surakarta. Maka perlu adanya organisasi pelajar di kalangan nandliyat.
Dalam keputusan ini dikalangan NU, Mulimat, Fatayat NU, GP Ansor dan Banom NU lainnya untuk membentuk tim resolusi IPNU putri pada Kongres I IPNU di Malang Jawa Timur, selanjutnya disepakati dalam pertemuan tersebut bahwa peserta putri yang akan hadir di kongres Malang di namakan IPNU putri.
Dalam suasana kongres ternyata keberadaan IPNU putri tampaknya masih diperdebatkan secara alot. Semula direncanakan secara administratif hanya menjadi departemen di dalam tubuh organisasi IPNU. Sementara hasil negosiasi dengan pengurus PP IPNU telah membentuk semacam kesan eksklusivitas IPNU hanya untuk pelajar putra. Melihat hasil tersebut maka pada hari kedua kongres, peserta putri yang hanya diwakili lima daerah (Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang dan Kediri) terus melakukan konsultasi dengan dua jajaran di pengurus badan otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar yaitu PB Ma’arif, (saat itu dipimpin bapak KH Syukri Ghazali) dan ketua PP Muslimat NU (Mahmudah Mawardi). Maka dari pembicaraan selama beberapa hari, telah membuat keputusan sbb:
Membentuk organisasi IPNU Putri secara organisatoris dan administratif terpisah dengan IPNU.
Tanggal 02 Maret 1955M / 08 Rajab 1374 H dideklarasikan sebagai hari kelahiran IPNU Putri.
Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan cabang selanjutnya ditetapkan sebagai ketua yaitu Umroh Mahfudhoh dan sekretarisnya bernama Syamsiyah Muthalib.
PP IPNU Putri berkedudukan di Surakarta Jawa Tengah.
Memberitahukan dan memohon pengesahan resolusi pendirian IPNU putri kepada PB Ma’arif NU, kemudian PB Ma’arif NU menyetujui dengan merubah nama IPNU putri menjadi IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama)
PERJALANAN IPPNU DARI MASA KE MASA
Sejalan dengan adanya pelaksanaan Kongres dari beberapa zaman (kemerdekaan, orla, orba, era reformasi) tentu mengalami berbagai peristiwa yang sangat menonjol dalam suatu keputusan Kongres, dan dalam perjalanan IPNU dari masa ke masa antara lain :
Bulan Februari 1956 diadakan konferensi IPPNU di Surakarta.
Tanggal 01-04 Januari 1957 pada Muktamar IPNU di Pekalongan IPPNU ikut serta.
Acara itu diisi olahraga dan jugs menghasilkan lambang IPNU-IPPNU.
Tanggal 14-17 Maret 1960 diadakan Konbes I di Yogyakarta, membicarakan tentang keorganisasian, kemahasiswaan, pendidikan Islam serta. bahasa Arab.
Tahun 1964 dilaksanakan Konbes III bersama IPNU di Pekalongan, dengan menghasilkan, Doktrin Pekalongan serta mengusulkan agar KH. Hasyim Asyari sebagai pahlawan.
Tanggal 30 Agustus 1966 dalam Kongres di Surabaya IPNU dan IPPNU memohon pada PB NU untuk menerimanya sebagai badan otonom.
Tahun 1967 pada Muktamar NU di Bandung, resmilah IPPNU dimasukkan dalam PD/PRT NU sebagai badan otonom sampai sekarang.
Pada perkembangan berikutnya nampak pemerintah juga tidak ingin mengambil resiko membiarkan dunia akademik terkontaminasi dengan unsur politik manapun, sehingga diberlakukan UU No. 8 tahun 1985 tentang keormasan khusus untuk organisasi ekstra pelajar adalah OSIS. Selama itu IPPNU mengalami stagnasi pengkaderan dan PP didominasi para aktivis yang usianya sudah melebihi batas. Maka pada kongres IX IPPNU di Jombang tahun 1987, secara singkat telah mempersiapkan perubahan asas organisasi dan IPPNU yang kepanjangannya Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul ‘Ulama telah berubah menjadi Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama.
Bulan Oktober 1990 pada Konbes IPPNU di Lampung, menghasilkan citra diri dan pemantapan PPOA IPPNU.
Pada Kongres X IPPNU tahun 1991 di Ponpes Al Wahdah Lasem Jawa, telah menguatkan independensi IPNU dan IPPNU yang merupakan organisasi terpisah.
Tanggal 10-14 Juli 1996 di Pesantren Al Musyaddidah Garut Jawa Barat mengadakan Kongres XI IPPNU, yang menekankan usia kepemudaan di tubuh IPNU supaya sejajar dengan organisasi pemuda lainnya.
Konbes bulan September 1998 di Jakarta, menghasilkan rekomendasi yang sangat menonjol di era reformasi yaitu bahwa IPPNU menyambut baik pendirian PKB yang tidak menggunakan nama NU.
Tanggal 22-25 Maret 2000, pelaksanaan kongres XII IPPNU di Ujung Pandang (Makassar), telah mendeklarasikan bahwa IPPNU akan dikembalikan ke basis kepelajaran dan wacana gender.
Tanggal 18-23 Juni 2003 kongres XIII IPPNU di asrama haji Sukolilo Surabaya mengembalikan IPPNU kepada Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.
AQIDAH, AZAS, FUNGSI DAN TUJUAN IPPNU
Aqidah
IPPNU beraqidah Islam menurut faham Ahlusunnah Wal Jama’ah dan mengikuti salah satu madzhab yaitu : Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali. (Peraturan Dasar IPPNU BAB II pasal 4)
Asas
IPPNU berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hidmad Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (Peraturan Dasar IPPNU BAB II pasal 5)
Fungsi
Di antara fungsi IPPNU adalah :
Wadah berhimpun pelajar putri Nahdlatul Ulama’ untuk melanjutkan nilai-nilai dan cita-cita perjuangan NU.
Wadah komunikasi, interaksi dan integrasi pelajar putri Nahdlatul Ulama untuk menggalang Ukhuwah Islamiyah dan mengembangkan syiar Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.
Wadah kaderisasi pelajar putri Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader-kader bangsa.
Tujuan
Tujuan organisasi IPPNU adalah kesempurnaan kepribadian bagi pelajar putri Indonesia sehingga akan terbentuk pelajar putri Indonesia yang bertaqwa, berilmu, berakhlaqul mulia dan berwawasan berkebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syari’at Islam menurut faham Ahlusunnah wal Jama’ah. (Peraturan Dasar IPPNU BAB V pasal 9)
LAMBANG ORGANISASI DAN ARTINYA
Bentuk segitiga : Imam, Islam dan Ikhsan..
a. Warna dasar hijau : subur.
b. Garis warna kuning : khikmah yang tinggi / kejayaan.
c. Garis Putih : kesucian, kejernihan serta kebersihan.
d. Dua garis tepi mengapit warna kuning : dua kalimat syahadat.
Sembilan bintang : keluarga Nahdlatul ‘Ulama, yang diartikan,
Satu bintang besar paling atas : Nabi Muhammad SAW
Empat bintang sebelah kanan : empat sahabat Nabi (Abu Bakar as, Umar Ibn Khatab as, Usman Ibn Affan as dan Ali Ibn Abi Thalib as).
Empat bintang sebelah kiri : empat madzhab yang diikuti (Maliki, Hanafi, Syafi’I dan Hambali)
Dua Kitab : Al Qur’an dan Al Hadits.
Dua bulu bersilang : aktif menulis dan membaca untuk menambah wacana berfikir.
Dua bunga melati : perempuan yang dengan kebersihan pikiran dan kesucian hatinya memadukan dua unsure ilmu pengetahuan umum dan agama.
Lima titik di antara tulisan I.P.P.N.U. : rukun Islam
HUBUNGAN IPPNU DENGAN ORMAS LAIN
Kaitan IPPNU dan NU, bahwa IPPNU secara organisatoris merupakan badan otonom NU yang resmi tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga NU pasal 27 poin 6 bagian f, hasil muktamar NU Lirboyo Jawa Timur yang mana bahwa IPPNU mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan badan otonom yang lain.
Hubungan IPPNU dengan IPNU, bahwa IPNU merupakan mitra kerja IPPNU, sedangkan hubungan IPPNU dengan ormas lain, bahwa IPPNU dengan IPNU dengan ormas lain yang tergabung dalam satu wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda (KNPI).
Bermula dari perbincangan ringan yang dilakukan oleh beberapa remaja putri yang tengah menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta, tentang keputusan Muktamar NU ke 20 di Surakarta. Maka perlu adanya organisasi pelajar di kalangan nandliyat.
Dalam keputusan ini dikalangan NU, Mulimat, Fatayat NU, GP Ansor dan Banom NU lainnya untuk membentuk tim resolusi IPNU putri pada Kongres I IPNU di Malang Jawa Timur, selanjutnya disepakati dalam pertemuan tersebut bahwa peserta putri yang akan hadir di kongres Malang di namakan IPNU putri.
Dalam suasana kongres ternyata keberadaan IPNU putri tampaknya masih diperdebatkan secara alot. Semula direncanakan secara administratif hanya menjadi departemen di dalam tubuh organisasi IPNU. Sementara hasil negosiasi dengan pengurus PP IPNU telah membentuk semacam kesan eksklusivitas IPNU hanya untuk pelajar putra. Melihat hasil tersebut maka pada hari kedua kongres, peserta putri yang hanya diwakili lima daerah (Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang dan Kediri) terus melakukan konsultasi dengan dua jajaran di pengurus badan otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar yaitu PB Ma’arif, (saat itu dipimpin bapak KH Syukri Ghazali) dan ketua PP Muslimat NU (Mahmudah Mawardi). Maka dari pembicaraan selama beberapa hari, telah membuat keputusan sbb:
Membentuk organisasi IPNU Putri secara organisatoris dan administratif terpisah dengan IPNU.
Tanggal 02 Maret 1955M / 08 Rajab 1374 H dideklarasikan sebagai hari kelahiran IPNU Putri.
Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan cabang selanjutnya ditetapkan sebagai ketua yaitu Umroh Mahfudhoh dan sekretarisnya bernama Syamsiyah Muthalib.
PP IPNU Putri berkedudukan di Surakarta Jawa Tengah.
Memberitahukan dan memohon pengesahan resolusi pendirian IPNU putri kepada PB Ma’arif NU, kemudian PB Ma’arif NU menyetujui dengan merubah nama IPNU putri menjadi IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama)
PERJALANAN IPPNU DARI MASA KE MASA
Sejalan dengan adanya pelaksanaan Kongres dari beberapa zaman (kemerdekaan, orla, orba, era reformasi) tentu mengalami berbagai peristiwa yang sangat menonjol dalam suatu keputusan Kongres, dan dalam perjalanan IPNU dari masa ke masa antara lain :
Bulan Februari 1956 diadakan konferensi IPPNU di Surakarta.
Tanggal 01-04 Januari 1957 pada Muktamar IPNU di Pekalongan IPPNU ikut serta.
Acara itu diisi olahraga dan jugs menghasilkan lambang IPNU-IPPNU.
Tanggal 14-17 Maret 1960 diadakan Konbes I di Yogyakarta, membicarakan tentang keorganisasian, kemahasiswaan, pendidikan Islam serta. bahasa Arab.
Tahun 1964 dilaksanakan Konbes III bersama IPNU di Pekalongan, dengan menghasilkan, Doktrin Pekalongan serta mengusulkan agar KH. Hasyim Asyari sebagai pahlawan.
Tanggal 30 Agustus 1966 dalam Kongres di Surabaya IPNU dan IPPNU memohon pada PB NU untuk menerimanya sebagai badan otonom.
Tahun 1967 pada Muktamar NU di Bandung, resmilah IPPNU dimasukkan dalam PD/PRT NU sebagai badan otonom sampai sekarang.
Pada perkembangan berikutnya nampak pemerintah juga tidak ingin mengambil resiko membiarkan dunia akademik terkontaminasi dengan unsur politik manapun, sehingga diberlakukan UU No. 8 tahun 1985 tentang keormasan khusus untuk organisasi ekstra pelajar adalah OSIS. Selama itu IPPNU mengalami stagnasi pengkaderan dan PP didominasi para aktivis yang usianya sudah melebihi batas. Maka pada kongres IX IPPNU di Jombang tahun 1987, secara singkat telah mempersiapkan perubahan asas organisasi dan IPPNU yang kepanjangannya Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul ‘Ulama telah berubah menjadi Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama.
Bulan Oktober 1990 pada Konbes IPPNU di Lampung, menghasilkan citra diri dan pemantapan PPOA IPPNU.
Pada Kongres X IPPNU tahun 1991 di Ponpes Al Wahdah Lasem Jawa, telah menguatkan independensi IPNU dan IPPNU yang merupakan organisasi terpisah.
Tanggal 10-14 Juli 1996 di Pesantren Al Musyaddidah Garut Jawa Barat mengadakan Kongres XI IPPNU, yang menekankan usia kepemudaan di tubuh IPNU supaya sejajar dengan organisasi pemuda lainnya.
Konbes bulan September 1998 di Jakarta, menghasilkan rekomendasi yang sangat menonjol di era reformasi yaitu bahwa IPPNU menyambut baik pendirian PKB yang tidak menggunakan nama NU.
Tanggal 22-25 Maret 2000, pelaksanaan kongres XII IPPNU di Ujung Pandang (Makassar), telah mendeklarasikan bahwa IPPNU akan dikembalikan ke basis kepelajaran dan wacana gender.
Tanggal 18-23 Juni 2003 kongres XIII IPPNU di asrama haji Sukolilo Surabaya mengembalikan IPPNU kepada Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.
AQIDAH, AZAS, FUNGSI DAN TUJUAN IPPNU
Aqidah
IPPNU beraqidah Islam menurut faham Ahlusunnah Wal Jama’ah dan mengikuti salah satu madzhab yaitu : Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali. (Peraturan Dasar IPPNU BAB II pasal 4)
Asas
IPPNU berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hidmad Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (Peraturan Dasar IPPNU BAB II pasal 5)
Fungsi
Di antara fungsi IPPNU adalah :
Wadah berhimpun pelajar putri Nahdlatul Ulama’ untuk melanjutkan nilai-nilai dan cita-cita perjuangan NU.
Wadah komunikasi, interaksi dan integrasi pelajar putri Nahdlatul Ulama untuk menggalang Ukhuwah Islamiyah dan mengembangkan syiar Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.
Wadah kaderisasi pelajar putri Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader-kader bangsa.
Tujuan
Tujuan organisasi IPPNU adalah kesempurnaan kepribadian bagi pelajar putri Indonesia sehingga akan terbentuk pelajar putri Indonesia yang bertaqwa, berilmu, berakhlaqul mulia dan berwawasan berkebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syari’at Islam menurut faham Ahlusunnah wal Jama’ah. (Peraturan Dasar IPPNU BAB V pasal 9)
LAMBANG ORGANISASI DAN ARTINYA
Bentuk segitiga : Imam, Islam dan Ikhsan..
a. Warna dasar hijau : subur.
b. Garis warna kuning : khikmah yang tinggi / kejayaan.
c. Garis Putih : kesucian, kejernihan serta kebersihan.
d. Dua garis tepi mengapit warna kuning : dua kalimat syahadat.
Sembilan bintang : keluarga Nahdlatul ‘Ulama, yang diartikan,
Satu bintang besar paling atas : Nabi Muhammad SAW
Empat bintang sebelah kanan : empat sahabat Nabi (Abu Bakar as, Umar Ibn Khatab as, Usman Ibn Affan as dan Ali Ibn Abi Thalib as).
Empat bintang sebelah kiri : empat madzhab yang diikuti (Maliki, Hanafi, Syafi’I dan Hambali)
Dua Kitab : Al Qur’an dan Al Hadits.
Dua bulu bersilang : aktif menulis dan membaca untuk menambah wacana berfikir.
Dua bunga melati : perempuan yang dengan kebersihan pikiran dan kesucian hatinya memadukan dua unsure ilmu pengetahuan umum dan agama.
Lima titik di antara tulisan I.P.P.N.U. : rukun Islam
HUBUNGAN IPPNU DENGAN ORMAS LAIN
Kaitan IPPNU dan NU, bahwa IPPNU secara organisatoris merupakan badan otonom NU yang resmi tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga NU pasal 27 poin 6 bagian f, hasil muktamar NU Lirboyo Jawa Timur yang mana bahwa IPPNU mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan badan otonom yang lain.
Hubungan IPPNU dengan IPNU, bahwa IPNU merupakan mitra kerja IPPNU, sedangkan hubungan IPPNU dengan ormas lain, bahwa IPPNU dengan IPNU dengan ormas lain yang tergabung dalam satu wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda (KNPI).
Islam Is Green - Islam itu apa ?
"ISLAM ITU HIJAU BUKAN MELULU PUTIH"
Islam itu apa ?
Seperti kita ketahui pandangan masyarakat sekarang islam identik dengan warna putih, melambangkan keSUCIan "katanya ?".
Tapi saya punya pendapat sendiri bahwa islam itu lebih condong ke warna hijau, Karena hijau terdiri dari 2 warna pokok (Merah dan Kuning), yang saya artikan Merah melambangkan Keberanian, sedangkan Kuning yang melambangkan Ketegasan (cerah) kedua warna tersebut bila digabungkan / dicampurkan berarti " Berani dan Tegas " bukan berarti berani dan tegas seperti yang banyak orang artikan seperti sekarang " Radikalisme " tapi justru akan terbentuk HIJAU yang melambangkan Kedamaian / Ketentraman, dan apabila mendapat sentuhan Putih yang Suci maka menjadi "HIJAU MUDA" warna yang jika dilihat itu membuat Hati Tenang dan Hati tentram.
Islam itu seharusnya Rahmatan Lil Alamin "RAMAH" bukan "MARAH".
Langganan:
Postingan (Atom)